Senin, 21 Juni 2010

MASIH KUDENGAR

MASIH KUDENGAR

Seberkas rindu tersinyalir
Sukma gerimis
Membasahi rumah dingi
Sesaat kenangan menjarah senyuman
Dari kolong-kolong kuburan

Gemericik suara kenangan
Masih kudengar
Memanggil ribuah khayalan
Rintik-rintik senyum
Masih kusaksikan telanjang
Setelah pasrahku hilang

Kulumat saja nadi kata-katamu
Agar kau tak lagi bermalam
Pada bibir waktuku
Janji kelabumu

Tawakal dan Syukur

Tawakal dan Syukur

Saat datang kemaru panjang
Redup wajah kami dibawah helai tembakau
Sedikit retak batu tawakal
Serupa dedaunan busuk diterjang badai
Menyeruak bau amis dan menganyir

Seberat Dzarrah tertinggal, doa
Wujud akhir usaha yang kami punya
Sebatas harapan yang kami tanam
Moga Tuhan berikan kesabaran

Alhamdulilah,
Entah sampai kapan
Ucap syukur kami mengeram di lidah

Saat datang hujan telanjang
Dan sama sekali tak menyisakan jejak
Menetas airmata kami disamping ladang garam
Kebali sedikit meretak batu tawakkal
Kami lihat dengan kepala mata sendiri
Keringat kami mencair bersama garam
Bermuara kejantung Tuhan

Alhamdulila,
Syukur kami masih setia bersanding
Dengan kemarau dan hujan.

Template by : kendhin x-template.blogspot.com